Beranda | Artikel
Membongkar Kedustaan Seseorang dengan Bukti
Jumat, 17 November 2023

Bersama Pemateri :
Ustadz Mubarak Bamualim

Membongkar Kedustaan Seseorang dengan Bukti adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Riyadhus Shalihin Min Kalam Sayyid Al-Mursalin. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Mubarak Bamualim, Lc., M.H.I. pada Selasa, 1 Jumadil Awal 1445 H / 14 November 2023 M.

Membongkar Kedustaan Seseorang dengan Bukti

Dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, beliau berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَا أظُنُّ فُلانًا وفُلانًا يَعْرِفانِ مِنْ دِينِنَا شَيْئًا

“Aku tidak mengira bahwa Fulan dan Fulan, kedua orang ini mengerti tentang agama kami sedikitpun.” (HR. Bukhari)

Kata Imam An-Nawawi, bahwa Allaits bin Sa’ad, salah seorang yang meriwayatkan hadits ini berkata: “Kedua orang yang disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadits ini adalah dua orang dari golongan kaum munafik.”

Kita melihat di sini bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan: “Aku tidak mengira bahwa si Fulan dan si Fulan, dua orang ini mengerti sedikitpun dari agama kami.” Jadi, beliau membicarakan dan mengingatkan kepada umat tentang dua orang dari golongan munafik tersebut. Ini menunjukkan bahwa ada hal-hal yang memang dibolehkan untuk seorang menyebutkannya, termasuk orang yang pendusta seperti dalam periwayatan hadits. Termasuk di zaman sekarang, kalau ada pendusta yang berbohong untuk membela dirinya, ini pun harus dijelaskan kepada umat, terutama kepada mereka yang dirugikan. Ini satu contoh di antara hal-hal yang dibolehkan berkaitan dengan ghibah.

Dari hadits ini, kita bisa mengambil beberapa pelajaran. Bahwa tidak semua orang munafik yang ada di kota Madinah diketahui oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Karena beliau menyebutkan dalam hadits ini dengan dzon (dugaan). Jadi, beliau menegaskan, namun dengan cara dzon.

Kemudian juga hadits ini menjelaskan bahwa ada sebagian dzon yang dibolehkan. Memang disebutkan dalam hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, juga dalam Al-Qur’anul Karim tentang larangan kita berprasangka buruk. Karena sebagian prasangka itu adalah tidak benar. Ini menunjukkan bahwa sebagian prasangka itu ada yang yang benar. Sehingga ini menjelaskan bahwa apabila seorang berprasangka kepada orang lain adalah hal yang yang dibolehkan. Apalagi ada gejala-gejala, fenomena-fenomena, dan isyarat-isyarat ke sana.

Kita boleh berprasangka kepada seseorang, walaupun tidak memastikan. Nanti realita yang akan memastikannya.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika menyebutkan hadits ini, beliau dalam rangka mengingatkan kaum muslimin dari bahaya dua orang ini.

Hadits ini juga menjelaskan dibolehkannya seorang membuka tentang keadaan orang yang diketahui bahwa orang ini munafik dan pendusta. Hal itu dibolehkan, apalagi jika kita memiliki bukti-bukti bahwa orang ini pendusta. Maka dibolehkan kita mengingatkan manusia dari bahaya orang munafik tersebut. Tetapi ini bukan bicara seenaknya dan omong kosong, harus dengan data dan bukti.

Adapun yang dilarang adalah berprasangka buruk kepada seseorang tanpa data/bukti. Maka ini tidak dibenarkan oleh agama Allah. Tapi kalau kita punya data dan bukti-bukti bahwa orang ini pendusta, maka itu dibolehkan untuk mengingatkan manusia akan bahaya orang ini. Hal ini sangat penting. Karena kalau tidak dibongkar, maka akan berbahaya. Yang akan menjadi korban adalah kaum Muslimin.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 kajian kajian yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/53588-membongkar-kedustaan-seseorang-dengan-bukti/